

|
- 04 Agt 2023 12.40 WIB
Terdapat 1 Artikel Digitech
Di era digital yang semakin kompleks, data telah menjadi salah satu aset paling strategis bagi organisasi. Namun, tanpa pendekatan manajemen yang tepat, data berisiko menjadi sumber ketidakefisienan, kerugian, bahkan pelanggaran regulasi. Untuk menjawab tantangan tersebut, DAMA International merumuskan DMBOK (Data Management Body of Knowledge), sebuah kerangka kerja yang menjadi acuan global dalam membangun praktik manajemen data yang terstandarisasi, bertanggung jawab, dan berkelanjutan. Artikel ini akan membahas apa itu DMBOK, sejarah dan perkembangannya, serta bagaimana panduan ini digunakan oleh organisasi di seluruh dunia.
Dalam dunia yang semakin terhubung ini, data merupakan aset yang sangat berharga bagi setiap perusahaan. Oleh karena itu, melindungi data perusahaan dari ancaman kehilangan atau pencurian data menjadi sangat penting. Salah satu langkah yang paling efektif untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menerapkan kebijakan Data Loss Prevention (DLP).
Prosedur dan persyaratan keamanan data dikategorikan ke dalam empat kelompok, atau yang dikenal dengan "The Four A's", yaitu Access, Audit, Authentication, dan Authorization. Selain itu, Entitlement juga seringkali diikutsertakan untuk mendukung kepatuhan terhadap regulasi data yang efektif.
Kita hidup di masa ketika data bukan lagi sekadar aset tambahan, melainkan bahan bakar utama ekonomi digital. Setiap aktivitas daring, mulai dari klik dan pencarian hingga pola konsumsi harian, diamati, dicatat, dan dianalisis. Semua ini membuka peluang luar biasa bagi organisasi untuk memahami pasar, merumuskan strategi, hingga memprediksi perilaku konsumen. Namun di tengah euforia ini, muncul pertanyaan besar tentang etika, privasi, dan tanggung jawab.
Ketika kita berbicara tentang pengelolaan data, sering kali muncul pertanyaan seperti, "Bagaimana cara kita memastikan data kita selalu berkualitas?" atau "Bagaimana kita mengelola data dengan aman di tengah perubahan teknologi yang pesat?" Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini terletak pada penerapan kerangka kerja yang terstruktur, seperti yang dijelaskan dalam Data Management Body of Knowledge (DMBOK) dari DAMA International.
Di era digital yang serba cepat ini, data bukan lagi sekadar hasil sampingan dari aktivitas bisnis, melainkan telah menjadi aset strategis yang menentukan arah dan keberhasilan organisasi. Seiring dengan berkembangnya teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), cloud computing, dan analitik canggih, kemampuan suatu organisasi dalam mengelola data secara efektif menjadi faktor pembeda antara yang unggul dan yang tertinggal. Namun, pertanyaan mendasarnya adalah: apakah data yang dikumpulkan benar-benar dikelola dengan baik, akurat, aman, dan siap digunakan untuk mendukung keputusan penting?
Tantangan pengelolaan data tidak hanya menyangkut aspek teknis, tetapi juga menyentuh dimensi tata kelola, etika, keamanan, dan kualitas. Untuk menjawab tantangan tersebut, muncul kebutuhan akan panduan, kerangka kerja, dan komunitas profesional yang dapat menjadi rujukan bersama. Salah satu organisasi yang telah secara konsisten menjawab kebutuhan ini di tingkat global adalah DAMA International. Artikel ini akan mengajak Anda mengenal lebih jauh apa itu DAMA, bagaimana peran dan misinya, serta mengapa keberadaannya menjadi semakin relevan di tengah ledakan data saat ini.
|
Penggunaan teknologi cloud sangat urgent untuk digunakan terutama dalam industri kesehatan modern. Dalam penggunaan teknologi Cloud memberikan manfaat yakni kemampuan untuk dapat memproses data yang masif dengan infrastruktur yang elastis. Petabytes data kesehatan dihasilkan setiap hari.
|
Kementerian Pendidikan Jepang berencana untuk mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI) generatif yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan hipotesis ilmiah dan medis guna membantu proses riset.
Dalam era digital yang semakin maju, organisasi di seluruh dunia berjuang untuk mengelola, memahami, dan memanfaatkan data secara efektif. Metadata, yang sering dianggap sebagai "data tentang data," memainkan peran penting dalam membantu organisasi menjelaskan, menemukan, dan mengorganisasi informasi mereka. Namun, dengan pertumbuhan volume data yang eksponensial, pendekatan tradisional terhadap manajemen metadata sering kali menjadi tidak efisien dan mahal. Di sinilah kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) muncul sebagai solusi revolusioner
Ketika membicarakan data governance, yang sering terlintas adalah bayangan tentang regulasi yang rumit, dokumen berlembar-lembar, atau diskusi teknis yang mendalam di ruang rapat. Namun, di balik semua itu, ada sebuah pendekatan strategis yang sebenarnya sangat mendasar dalam pengelolaan aset informasi di sebuah organisasi. Lebih dari sekadar kepatuhan, data governance adalah fondasi yang menopang keandalan keputusan bisnis di era digital.
|
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) baru-baru ini mengungkapkan adanya modus penipuan baru yang menyasar pelaku perjalanan internasional dengan memanfaatkan aplikasi dan situs palsu yang menyerupai layanan kesehatan SATUSEHAT Health Pass (SSHP). Penipuan ini dirancang untuk memanipulasi pengguna agar membayar sejumlah uang dengan berpura-pura bahwa itu adalah bagian dari proses wajib ketika memasuki Indonesia.
|
Kemenkes kembangkan platform Indonesia Health Services (IHS) yang berbasis big data untuk mendukung strategi transformasi digital bagi layanan kesehatan, dan memudahkan pelayanan untuk masyarakat.